Retreat

Retreat
Paskah 7 April 2010

Golden Bridge

Kumpulan ide-ide kreatif yang dibangun untuk membangun masa depan pemuda yang semakin disukai Allah dan manusia.

Kamis, 05 Agustus 2010

SINKRETISME SEBAGAI TANTANGAN DAN KEMUNGKINAN




oleh Ezra Tari

Dalam sejarah pertemuan agama-agama, sinkretisme nampak seperti sebuah pilihan yang dirindukan dan diterima atau sebagai suara yang ditolak dan dipikirkan sebuah bentuk yang buruk. Sinkretisme adalah sebuah fenomena yang sangat tua setua agama itu sendiri tetapi sebuah pernyataan yang memiliki arti dasar, sinkretis dipakai pertama kali oleh birokrat (Plutarch) ( A.D. 46-120 ). Dalam ensiklopedi agama dimulai sebagai berikut :
Pernyataan sugkretismos pertama terjadi dalam birokrat (Plutarch)
( moralia ). Itu didasarkan dalam sugkretos ( bentuk yunani sugkratos = mmencampurkan bersama ) seperti dijelaskan secara arti kata yang popular atau sebagai penunjukan kepada orang yang melakukan hal kecil, dendam yang biasanya dalam perselisihan diantara mereka, ronde ditutup ketika masuk dari luar berusaha membelokkan percakapan mereka.

Dengan klarifikasi itu nyata bahwa arti asli dalam pernyataan “sinkretisme” pertama-tama membuat sebuah pengertian politik. Orang-orang kecil akan melupakan pendapat berbeda diantara mereka sendiri dan setuju menutup ronde kepada musuh luar. Politik asli bertentangan dengan perlahan mengikuti perubahan. Ketika itu diberitahu ka dala nuansa filosopi untuk konsesi agama mula-mula, arti negative pada pernyataan yang terjadi bersamaan dengan kebangkitan pengaruh eksklusivisme pemikiran agama. Dalam sejarah gereja Kristen barat “sinkretisme” dibangun dalam ekspresi titik yang bertentangan pada pengajaran yang suci dan doktrin. Sinkretis dimengerti sebagai persamaan untuk “mustajilah”.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan arti sinkretisme adalah paham atau aliran baru yang merupakan perpaduan dibeberapa aliran yang berbeda untuk mencari keserasian dan kesembangn dalam kehidupan kemanusiaan.

Sinkretisme adalah masalah besar untuk sebuah teologi eksklusif atau misiologi. Demikian sinkretis adalah masalah besar untuk Kraemer. W.A. Visser’t Hoft menulis “Kraemer telah menjadi tahu sebagai lawan yang tetap pada sinkretis atau relativis dalam semua bentuk variasi mereka. Dalam perkataan Vissert berarti bahwa akar masalah sinkretisme berada dalam isu relativisme. Itu adalah nyata dalam seluruh pemikiran misiologi Kraemer bahwa relativisme adalah sejumlah musuh dan sinkretisme adalah suatu pemikiran dalam refleksi pandangan relativistic.
Sebab sinkretisme berarti mencampuradukkan aneka pemikiran/ ajaran/ praktek keagamaan yang berbeda dan bertolak belakang asal usul atau maknanya dan membentuk kesatuan fungsional baru.

Itu dapat dimengerti bahwa eksklusivisme kraemer tidak tidak memberi jalan kepada beberapa bentuk relativisme. Untuk eksklusivisme Kraemer bersumber dari kesadaran akan ketunggalan pada pesan injil. Dalam pemikiran ekslusivistik, ketunggalan pesan kekristenan adalah didepan garis tengah pada pesan lain ! demikianlah semua pesan keagamaan yang lain adalah salah. Didasarkan pada ini, Kraemer percaya bagian-bagian agama lain menjadi tidak relevan selama investigasi lebih jauh. Dari ini kita dapat meihat bahwa sinkretisme menerima arti negative itu sendiri untuk ketiga masalah terkecil. Pertama semua agama lain dipikirkan salah. Kedua mengikuti poin pertama, agama agama lain tidak mulia pada pernyataan atau pemeriksaan teologi yang serius. Dan ketiga Kraemer dan Vissert melihat konsep univesalisme dari interpretasi eksklusive iman Kristen.
Karena itu sinkretisme harus dimengerti sebagai sebuah usaha untuk memperdamaikan artau sintesis terhadap prinsip-prinsip atau praktek yang bertentangandalam kenyataan hidup manusia dan masalah manusia yang kini semakin rumit dan harus diselesaikan oleh agama-agama.
A. Sebuah kritik pandangan eksklusivistik pada sinkretisme
Sebuah kirik eksklusivistik mendekati sinkretisme dapat menjadi dalam banyak jalan diantaranya telah mengikuti :
Dalam penulisannya, Vissert menyatakan bahwa sinkretisme tidak pernah menjadi sebuah jalan datang kepada injil. Bahwa adalah diperdebatkan oleh fakta bahwa di jawa sukses dalam kekristenan dibuat mungkin pada orang jawa cenderung kepada sinkretisme. Dalam sejarah pencampuran kekristenan di jawa, sukses dicapai dalam beberapa daerah dimana orang sepakat dengan sinkretisme yang membuka pesan injil. Fanatisme islam dibagian utara jawa tidak membuat itu mungkin unutk meeka membuka diri mereka sendiri terhadap pesan kekristenan. Ini menolong merubah mengapa benih kekristenan dalam daerah islam tidak bertemu dengan sukses.

Sinkretisme sebagai sebuah kejadian yang positif
Ada yang mendekati lagi dengan tidak memberi pernyataan “sinkretisme” dengan sebuah interpretasi negative. Ini adalah pernyataan yang diperkenalkan netral dan dapat diletakkan oleh pernyataan lain yang menawarkan sebuah ilustrasi yang mencampurkan bentuk-bentuk variasi yang membentuk kesatuan integral atau menyatu. Kesatuan menyeluruh tidak membutuhkan dorongan disamping pengertian dasar iman Kristen tetapi dapat memperkaya kesatuan menyeluruh dengan bagian-bagian lain yang tidak diisi dalam kekristenan. Penulis sekarang tidak bimbang menggunakan pernyataan sinkretisme karena dalam pernyataan metodologi bahwa apakah mengambil tempat ketika bagian-bagian variasi pada pembribumian iman memberi sumbangan bagian baru dalam akar kekristenan sekitar masalah baru. Pernyataan lain yang dapat digunakan seperti menggabungkan, interpenetrasi, dan inkulturasi, tetapi titik yang penting tertinggal iman Kristen menjadi berbeda dalam bentuk dan isi ketika diperkenalkan kepada kebudayaan baru atau ditempat lain, iman Kristen akan berbeda dari kekristenan barat.
Sinkretisme dari kata yunani syn dan kretizein yang artinya mempersatukan bersama unsure-unsur yang tidak cocok. Yang diperkenalkan oelh Plutarch pada abad ke-2. dalam eseinya de Fraterno Amore (cinta saudara-saudara) Plutarch menyatakan walupun terjadi pertengkaran antar saudara mereka akan bersatu menghadapi tantangan dari luar. Disini ia mencoba mengangkat kembali kehidupan orang kreta (yunani) yang senatiasa menjaga hegemoni dalam menghadapi tantangan dari luar yaitu masalah kemanusiaan.
Studi agama-agama memandang sinkretisme sebagai fenomena perpaduan dari berbagai ajaran dan kultus agama. Sinkretisme dianggap kecenderungan yang tidak disadari namun kerap dikukuhkan oleh kepentingan kepentingan yang lebih luas. Dalam situasi ini ide-ide religius disesuaikan disesuaikan dengan prinsip religius agama lain. Hasil dari sinkretisme adalah terjadi unifikasi konsep ketuhanan.
J.Toutain menjelaskan unifikasi konsep ketuhanan dalam dua cara :
Pertama: konsep-konsep itu diasimilasi dalam perbandingan-perbandingan tertentu.
Kedua : konsep-konsep disatukan dalam sintesis yang labih baru.
Umumnya motif dasar gerakan sinkretime adalah kesadaran bahwa suatu agama tidak memadai dalam memperkenalkan konsep ketuhanan.

Kristus ditengah sinkretisme
M.M Tomas telah memperkenalkan frase “kristus ditengah sinkretisme”. Dalam frase ini dia ingin menguatkan pengertian ortodoks dalam kekristenan bahwa pengakuan kristus sebagai pusat hidup. Belum juga dia memberikan ruang untuk berlakunya sinkretisme sepanjangnya itu mempertahankan pusat iman Kristen.obyek paling penting pada tomas adalah sebuah interpretasi eksklusif dalam iman Kristen menutup itusendiri kepada pengaruh agama lain atau pandangan dunia.demikianlah dia tidak setuju dengan interpretasi negative samasekali. Pada sinkretisme dan tergantung pengertian netral dalam kejadian ini. Tomas menulis :
Demikianlah saya telah datang menerima defenisi sinkretisme dari sejarah disiplin agama menunjuk beberapa interpretasi diantara agama dan diantara kebudayaan, dan kemudian membedakan diantara salah dan kebenaran yang baik dalam sinkretisme. Iman Kristen akan menjadi kemudian menjadi kristus ditengah sinkretisme. Ini mendekati akan bisa orang Kristen menjadi membuka interpretasi dalam kebudayaan dan tingkat agama, tetapi denga yesus kristus sebagai prinsip diskriminasi dan melekat.

Didasarkan pada satu yang dilihat tomas adalah kritik pada konsep berpikir sinkretisme negative dalam dan itu sendiri.




MEMULAI PENERIMAAN SINKRETISME : PENOLAKAN MISIOLOGI EKSKLUSIF

Walupun I wayan mastra, bhisop gereja dibali, Indonesia mengeritik misiologi kraemer, dia menolak sinkretisme sebagai sebuah pandangan untuk iman Kristen. Mastra tidak mencoba menafsirkan pengertian sinkretisme; dia mengambil untuk mengisinkan bahwa itu negative. Demikian mastra sangat sensitive pada implikasi misiologi kraemer dalam padang, karena itu segera bangkit banyak isu bahwa pusat dalam beberapa visi misiologikal. Ada keputusan berputar disekitar hubungan dan konflik diantara komunitas muslim dan Kristen, banyak cabang diantara kedua agama ini- kadang-kadang berhasil dalam konfrontasi fisik – sebuah hasil bahwa orang kraemer menyangka bahwa orang Kristen memegang pandangan agama lain. Mastra menawarkan sebuah pragmatic sebagai jalan keluar : menjadi seperti bijak seperti ular dan cerdi seperti merpati dia melanjutkan :
Demikianlah kita tidak dianugrahi seperti hindu, budha, muslim dan animisme tetapi dianugrahi seperti orang yang telah mengalami krisis spiritual dan yang telah datang dari latar belakang agama yang ada. Kita tidak menantang system orang bukan Kristen tetapi beljar terhadap mereka seperti kita akan belajar bahasa asing. Juga kita berbicara dan berkomunikasi dengan mereka dalam bahasa agama mereka dalam terang kristus terhadap mereka.

Tetapi mastra mengetahui bahwa proselitisme tidak menjadi dihindari karena kita memberikan kepadamereka rumah spiritual dalam sebuah agama yang dapat mereka dapat percaya. Dia mendapati bahwa banyak diantara agama yang telah terpengaruh oleh pendidikan barat modern telah kurang spiritual didalam rumah mereka. Dan kekristenan menawarkan kepada mereka rumah baru spiritual.
Obyek mastra pada misiologi eksklusivistik kraemer dilengkapi sebuah kesadaran pada masalah hubungan diantara agama dan memberikan pengertian kepada arti sinkretisme. Sinkretisme tidak lebih panjang diartikan sebagai arti mengobinasikan agama-agama kedalamagama baru tidak seperti arti yang menyimpulkan bahwa ada tidaknya perbedaan diantara agama-agama yang mencegah pemusuhan diantara mereka yang didasarkan atas kepercayaan bahwa hanya ada satu agama yang benar.

SINKRETISME SEBAGAI TANTANGAN DAN KEMUNGKINAN

Dalam pemikiran bukan teologi eksklusif kemungkinan membuka pengertian sinkretisme dalam jalan lain. Sinkretisme harus diembalikan kepada arti aslinya :arti politik. Arti politik sinkretisme adalah tidak ada yang lain daripada bermain dibawah perbedaan yang menyebabkan gangguan diantara kelompok dala masyarakat dan pembayaran lebih besar memerhatikan kepda komentar musuh yang mengancam hidup manusia. Dalam kata lain apa yang menjadi gelombang manusia yang baik itu sendiri. Jelasnya apa yang telah menjadi kriterianya dalam hubungan antar agama atau dalam pengertian arti sinkretisme adalah kemanusiaan dan kesejahteraan itu sendiri. Dalam pengertian ini, kemutlakan menghukum keagamaan pada seseorang tidak diletakkan melawan hukuman orang lain dalam kebenaran atau dikotomi yang salah. Kemutlakan harus dipertentangkan dengan masalah social yang mengancam kesatuan dan kesejahteraan pada kemanusiaan. Eksistensi kemanusiaan itu sendiri menjadi ukuran.
Dorothi sole dalam pendapatnya bahwa pemikiran eksklusifistik kira-kira wahyu Allah yang telah menghalangi yang lain dari kebenaran yang didapati. Pendapat bahwa PB hanya sumber kebenaran yang mencegah orang untuk melihat batasan mereka, dia menyatakan :
Penengrtian wahyu merupakan pembunuhan karakter yang eksklusif berkapasitas selama orang lain mengambil untuk memegang itu. Pandangan Alkitab adalah pondasi satu-satunya pada pengetian oaring mencegah dari pengambilan batasan mereka dalam keputusan.

Adaprasangka eksklusivistik tentang kebenaran yang harus mengatasi juga kemanusiaan yang dapat lebih baik dilayani oleh agama.
Pandangan lain yang berbicara lebih eksplisit tentang keputusan manusia sebagai criteria dalam hubungan antar agama yang ditawarkan oleh hans kung. Ketika orang Kristen membandingkan agama mereka dengan yang lain dan ketika mereka menjadi sadar bahwa agama Kristen sering salah memakai, sebuah masalah yag mendesak bangkit : apa criteria yang sah untuk semua agama terhadap evaluasi masalah ini ? apa pertanyaan yang dijawab hans kung dalam hal kemanusiaan. Dia menulis :
Banyak percakapan dalam jauh dan timur dekat telah meyakinkan saya bahwa dalam semua gama besar yang akan dating harus memelihara kesadaran penting pada jaminan kemanusiaan, emansipasi wanita, relisasi hukuman masyarakat dan tidak moralnya perang. Pergerakan dunia pada agama pada agama untuk kedamaian telah dibuat kusus berarti proses. Semua memotifasi agama dan pergerakan telah menjadi factor politik-sosial yang telah diambil serius. Demikianlah, pertanyaan saya, akankah itu tidak mungkin memormat criteria etika fundamental dengan sebuah putusan kepada pernyataan kemansiaan untuk semua. Ketika bersandar pada kemanusiaan, manusia yang sungguh konkritnya dalam kemuliaan manusia dan nilai fundamental manusia dalam semuanya itu.

Denagnadanya criteria etika, kung mengevaluasi agama-agama dalam dua kategorial. Pertama : menjadi sebuah kesejatian dan kebenaran agama, itu harus melayani kemanusiaan dan dalam pengauan, doktrin, moral, ritus, dan institusi itu harus mendukung kemanusiaan dalam identitas mereka dan pertolongan mereka kepada pencapaian standar hidup yang penuh arti, sebuah hidup meroduksi kebaikan. Jika agama tidak dapat mengontribusi kemanusiaan dala jalan ini, kemudian itu adalah sebuah agama yang tiada menaruh kasihan dan memulai sekarang itu salah dalam sebuah pandangan bahwa tekanan tempat dalam pertanggungjawaban pada agama untuk masalah kemanusiaan, kita mendapati sebuah pejanjian diantara agama yang ingin dibawa keluar dalam misi mereka kepada masyarakat, alam dan seluruh yang ada didunia. Agama-agama tidak dapat disebut pada pertentangan satu sama lain tetapi kesatuan dalam menyerang semua bentuk penindasan dan bahaya yang merusak kemanusiaan dan sekitarnya dalam hidup manusia.
Dalam rencana kerja ini kita dapat melihat bahwa pengertian asli pada sinkretisme nampak positif dan kreatif. Agama-agama bergandengan tangan dalam kerjasama menghadapi musuh bersama mereka dala masyarakat. Musuh bukan hanya musuh luar tetapi yang satu dating dari kelangsungan agama itu sendiri. Mush mengambil beberapa bentuk kondisi manusia yang menghendaki perubahan atau perbaikan melalui misi semua agama-agama. Ada kondisi rupanya didibawa banyak nama :nihilisme, perbedaan, anomie, putus asa, dan lainnya tetapi putus asa adalah label yang dipakai, mereka menghadapi agama-agama dengan masalah bersama yang mereka harus gabungkan bersama kepada pertempuran.
Ide William hocking pada “kembali kepada arti” ide bahwa agama-agama dapat mengikut diri sendiri – kritik adalah sebuah bagian kunci dalam kerjasama sinkretisme. Demikian agama-agama tidak hanya sibuk membangun elenctiek mereka atau terhadap ilmu sekte terhadap yang lain tetapi juga terhadap mereka sendiri. Agama-agama tidak akan membangun sebuah ilmu penyelamatan untuk mereka sendiri tetapi juga terhadap orang yang percaya dalam agama lain. Dalam jalan pengertian misi agama akan mencapai pandangan yang baru dan kerjasama diantara agama akan nyata ditempatkan dalam konteks pertentangan yang konkrit kepada kemanusiaan.

MASALAH KEMANUSIAAN DAN FUNGSI AGAMA
Pemikiran agama banyak difokuskan kepada siapa manusia, asal usulnya dan tujuan hidupnya.dalam hal ini manusia dalah sentral pembicaraan agama-agama dan merupakan obyek agama.fungsi agama dalam membicarakan manusia dalam sejarah kejadian-kejadian penting didunia dimana harkat dan martabat kemanusiaan dipertaruhkan.
Dewasa ini persaingan dan pertarungan agama-agama masih terjadi baik dalam pusat kehidupan modern maupun wilayah terbelakang dan miskindan penuh gejolak karena itu agama dituntut untuk bergandengantngan dalam hal ini sikretis dalam menyelesaikan masalah kemanusiaan yang semakin kacau akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita perlu lagi emikirkan sikap apriori dan sikap berpandangan negaif terhadap agama lain. Kita perlu kembali melihat inti iman Kristen sesuai situasi dialogis sekarang dan membicarakannya dalam dialog yang baru.
Zaman emansipasi manusia tidak ada satu agama yang hegemoni agama yang diakui. Semuanya unik. Pembicaraan manusia ada kaitan tiga hal yakni pertama, Yesus sebagai manusia sejati, kedua kerajaan Allah sebagai orientasi Yesus.
Ketiga peristiwa salib merupakan pola etika Kristen.
a) Yesus sebagai manusia sejati. Yesus dalah penjelmaan Allah yag peduli terhadap masa depan manusia.
b) Kerajaan Allah selaku wujud konkret dari persekutuan kemanusiaan yang sudah diperbarui dan didamaikan Allah.
c) Yesus mengambil resiko untuk memakhlumatkan dan mengambil resiko dalam menyatakan kerajaan Allah yang merupakan harapan manusia.


Penderitaan adalah dasar bersama dan alasan bersama
Alas an besama dari dalamnya kita dasarkan atas berbagai penderitaan yang merusak dan membahayakan bumi ini. Kita dituntut secara moral dan komitmen yang sungguh. Berbagaimacam hal terjadi menuntut kita segera bertindak. Dengan kesungguhan dan bersama-sama bergandengan tangan dalam melawan musuh bersama yaitu pendritaan yang mengerogoti kemanusiaan kita. Walaupun kita menikmati kepelbagaian namun kita harus mengupayakan persatuan dalam keprihatinan dan tindakan bersama mengatasi penderitaan secara bersama alias sinkretisme.
Dasar bersama menjumpai yang sacral dengan cara membagi tanggung jawab secara bersama demi keadilan dan kesejahteraan lingkungan dan manusia. Tanggung jawab global bukan hanya satu tugas etis bahwa semua agama bersatu berkumpul bersama dan berbagi pengalaman bersama. Tantangan yang harus kita hadapi bersama adalah penderitaan sesama dan bumi ini merupakan panggilan umat beragama untuk saling bergandengan tangan dalam menyelesaikan masalah bukan hanya nabi tetapi juga mengalir yang ilahi dalam dirinya.
Agama-agama dan nilai nilai keagamaan tidak mempengaruhi masyarakat sebagai suatukekuatan dari luar semata-mata yang menanamkan pengaruhnya terhadap umat manusia dari luar, sebagaiman dahulu. Nilai-nilai keagamaan memainkan peranan dalam masyarakat hanya selama nilai-nilai tersebut dikenal, dianggap cocok dan diyakini, oleh setiap anggota masyarakat. Fakta yang menunjukkan bahwa pengajaran nilai-nilai keagamaan baik eksplisit maupun implicit merupakan bagian penting dalam pendidikan anak-anak pada semua masyarakat, bahwa pengajaran ini dilaksanakan pada saat nilai-nilai pribadi anak tersebut sedang dalam proses pembentukan, sampai tingkat tertentu, palin tidak menjamin adanya konsistensi antara nilai-nilai individu dan nilai-nilai keagamaan.

disarikan dari Mission at theCrossroads,oleh, Th.Sumartana, hal 337-342, bpk gunung mulia, Jakarta,1993

Selasa, 03 Agustus 2010

Global Warming

Pemanasan Global & Kerusakan Lingkungan

Secara umum iklim sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi.. Bagaimana terjadinya pemanasan global sebab adanya efek rumah kaca yang berlebihan (lebih dari kondisi normal) di atmosfer bumi, sebagai akibat terganggunya komposisi gas-gas rumah kaca (GRK) utama seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer. Ketika pancaran/radiasi dari matahari yang berupa sinar tampak atau gelombang pendek memasuki atmosfer, beberapa bagian dari sinar tersebut direfleksikan atau dipantulkan kembali oleh awan-awan dan debu-debu yang terdapat di angkasa, sebagian lainnya diteruskan ke arah permukaan daratan. Dari radiasi yang langsung menuju ke permukaan daratan sebagian diserap oleh bumi, tetapi bagian lainnya “dipantulkan” kembali ke angkasa oleh es, salju, air, dan permukaan-permukaan reflektif bumi lainnya. Proses pancaran sinar matahari dari angkasa menembus atmosfer sampai menuju permukaan bumi hingga dapat kita rasakan suhu bumi menjadi hangat disebut efek rumah kaca (ERK) Tanpa ada efek rumah kaca di sistem ikim bumi, maka bumi menjadi tidak layak dihuni karena suhu bumi terlalu rendah (minus). Istilah efek rumah kaca, diambil dari cara tanam yang digunakan para petani di daerah iklim sedang (negara yang memiliki empat musim). Para petani biasa menanam sayuran atau bunga di dalam rumah kaca untuk menjaga suhu ruangan tetap hangat. Kenapa menggunakan kaca/bahan yang bening? Karena sifat materinya yang dapat tertembus sinar matahari. Dari sinar yang masuk tersebut, akan dipantulkan kembali oleh benda/permukaan dalam rumah kaca, ketika dipantulkan sinar itu berubah menjadi energi panas yang berupa sinar inframerah, selanjutnya energi panas tersebut terperangkap dalam rumah kaca. Demikian pula halnya salah satu fungsi atmosfer bumi kita seperti rumak kaca tersebut. Dari penjelasan di atas dapat kita mengerti bagaimana mekanisme terjadinya efek rumah kaca di bumi. Lalu bagaimana keterkaitan antara efek rumah kaca, pemanasan global dan perubahan iklim? Secara sederhana dijelaskan sebagai berikut sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, sinar tampak adalah gelombang pendek, setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas (sinar inframerah), yang kita rasakan. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya (komposisinya berlebihan). Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan.

http://climatechange.menlh.go.id - Climate Change - Indonesia Powered by Mambo Open Source Generated: 3 February, 2009,