Retreat

Retreat
Paskah 7 April 2010

Golden Bridge

Kumpulan ide-ide kreatif yang dibangun untuk membangun masa depan pemuda yang semakin disukai Allah dan manusia.

Kamis, 17 Februari 2011

SAKRAMEN BAPTISAN

Cara Baptisan
Pembaptisan dilakukan dengan air, namun ada berbagai-bagai cara yang masing-masing tergantung pada denominasi gerejanya. Yang paling umum pembaptisan dilakukan dengan memercikkan air di kepala oleh seorang pastor (romo) atau imam, yang mengucapkan formula, "Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin."
Gereja Katolik Roma dan banyak aliran di kalangan Gereja Protestan mempraktekkan baptisan anak karena mereka meyakini bahwa Yesus mengundang anak-anak untuk datang kepadanya (lih. Injil Markus 10:13-16, dll.).
Namun ada pula gereja-gereja yang hanya membaptiskan orang dewasa yang telah mengaku percaya, mis. Gereja-gereja Pentakosta dan Gereja Baptis. Biasanya gereja-gereja ini juga mempraktekkan baptisan selam. Dalam hal ini, pendeta bersama calon baptisan masuk ke dalam sebuah kolam dan kemudian orang yang dibaptiskan itu diselamkan ke dalam air.
Bebrapa Penelusuran
Baptis merupakan langkah pertama dan utama menjadi seorang Kristen. Baptis merupakan sakramen. Artinya, “bahasa isyarat” dari Tuhan. Bahasa isyarat seringkali berbicara lebih kuat dari bahasa-bahasa lain manapun. Sebab bahasa isyarat sifatnya universal. Dalam sakramen, Tuhan mempergunakan benda-benda biasa seperti air, roti, minyak dan juga tindakan-tindakan tertentu untuk berbicara secara langsung kepada jiwa kita. Tidak seperti bahasa isyarat lainnya, bahasa isyarat Tuhan mempunyai kuasa untuk mengubah orang yang menerimanya.
Bahasa Isyarat Tuhan
Mengejutkan bahwa bahasa isyarat dalam Sakramen Baptis bukan hanya air, tetapi juga tindakan mencelupkan atau menenggelamkan. Ketika kalian mencelupkan sesuatu ke dalam suatu cairan, maka entah cairannya atau sesuatu yang kalian celupkan itu akan berubah. Misalnya, jika kalian mencelupkan sepotong kain yang terkena noda ke dalam cairan pencuci, maka cairan tersebut akan melenyapkan noda yang menempel pada kain. Kita semua dilahirkan ke dalam dunia yang telah ternoda oleh ketidakacuhan dan ketamakan. Itulah yang disebut “Dosa Asal”.
Dalam Sakramen Baptis, air dituangkan atas kita. Hasilnya sama. Kita secara perlahan-lahan dilebur menjadi satu dalam Kristus, namun kita tidak kehilangan identitas pribadi kita. Kita mempersatukan hidup kita dengan hidup-Nya. Kita menjadi bagian dari-Nya dan Ia menjadi bagian dari kita. Pembaptisan hanyalah merupakan awal dari suatu proses sepanjang hidup untuk bersatu dengan Yesus. Hendaknya kita tidak hanya mempersatukan diri dengan-Nya secara fisik, tetapi juga secara mental dan spiritual juga. Doa, membaca Kitab Suci dan menerima sakramen-sakramen merupakan bagian dari proses tersebut.
Dengan kata lain, Baptis bukan hanya sekedar upacara belaka. Baptis merupakan awal dari usaha sepanjang hidup untuk berubah agar dapat bersatu dengan Yesus. Tujuan akhirnya adalah kita akan berbagi hidup dan kuasa dengan-Nya di dunia ini dan kelak selama-lamanya di surga.
Asal Mula Sakramen Baptis
Apabila kita berbicara tentang pembaptisan, biasanya pikiran kita langsung tertuju kepada Yesus. Baptis sendiri sesungguhnya sudah ada lama sebelum Yesus. (Tetapi, Ia mengubahnya dan memberinya kuasa baru!).
Asal Mula Pembaptisan Menurut Kitab Suci
Berabad-abad sebelum Kristus, umat dalam Perjanjian Lama percaya bahwa segala bentuk kontak dengan dunia luar mencemarkan mereka. Sebelum mereka boleh makan atau berdoa, terlebih dahulu mereka harus membersihkan diri. Hal ini tampak nyata ketika mereka berdoa pada hari Sabat.
Orang-orang Yahudi wajib membersihkan diri mereka dalam suatu kolam ritual yang disebut mikveh. Kolam tersebut harus diisi dengan air yang mengalir (kadang-kadang disebut “air hidup”) dan mereka harus menenggelamkan diri sepenuhnya ke dalam air. Mereka juga memerlukan seseorang untuk menjadi saksi dalam upacara ini. Kaum pria wajib melakukannya setiap hari Jumat malam, sementara kaum wanita melakukannya hanya sebulan sekali. Banyak orang Yahudi yang saleh masih melakukan praktek ini.
Pembaptisan Yesus
Yohanes Pembaptis - sepupu Yesus - mengajarkan bahwa orang tidak perlu melakukan ritual pembasuhan diri setiap minggu. Ia mengatakan bahwa satu kali upacara pembersihan diri saja sudah cukup untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan sang Juruselamat, asalkan mereka mengubah cara hidup mereka yang lama.
Baptisan Yohanes hanya merupakan simbol perubahan; baptisan itu sendiri tidak mempunyai kuasa untuk melakukan perubahan-perubahan tersebut. Yesus menambahkan kuasa ini ketika Yohanes membaptis-Nya di Sungai Yordan.
“Ia membaptis Kristus, yang berkuasa atas pembaptisan, dalam air yang dijadikan kudus oleh Dia yang dibaptis.” ~ Prefasi pada Pesta St. Yohanes Pembaptis
Yesus berkata kepada para murid-Nya:
“Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”(Matius 28:18-20)
Pembaptisan Pada Masa Gereja Perdana
Gereja Perdana melaksanakan pembaptisan dalam beberapa cara. Karena sebagian besar yang dibaptis adalah orang dewasa, pembaptisan yang umum adalah dengan membenamkan orang yang dibaptis ke dalam air. Peristiwa itu akan mengakibatkan perasaan tenggelam sesaat. Jadi, ketika mereka yang dibaptis muncul kembali dari air, mereka akan mengalami rasa bangkit dari mati. Hal ini melambangkan keikutsertaan dalam kebangkitan Yesus sendiri.
Di kemudian hari, ketika pembaptisan dilakukan atas bayi-bayi juga, terjadi perubahan dalam cara pembaptisan yaitu dengan menuangkan air. Gereja-gereja lain menolak gagasan pembaptisan bayi. Gereja Katolik mempraktekkannya seturut sabda Yesus, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka…” Dikisahkan juga dalam Kitab Suci mengenai pembaptisan seluruh anggota keluarga.
“Seketika itu juga ia [kepala penjara di Troas] dan keluarganya memberi diri dibaptis.”
Kisah Para Rasul 16:33
“Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.”
Yehezkiel 36:25
Upacara Pembaptisan
Sakramen Baptis menyangkut lebih dari sekedar mencelupkan atau menenggelamkan ke dalam air. Gereja menambahkan bahasa-bahasa isyarat lain guna mempertegas maknanya. Berikut ini gambaran dari suatu upacara pembaptisan bayi. Upacara baptis dewasa tak jauh berbeda.
Dua dari bahasa isyarat dalam Sakramen Baptis terdiri dari “mengurapi” atau mengoleskan minyak. Para orangtua biasa mempergunakan baby oil untuk melindungi bayi mereka. Minyak tersebut berguna untuk membersihkan kulit bayi tanpa menjadikannya kering dan juga untuk melindungi bayi dari kuman-kuman. Sebelum pembaptisan, imam menandai dahi bayi dengan Tanda Salib. Sesudah pembaptisan, imam mengurapi dahi bayi dengan minyak krisma - suatu campuran minyak dan balsem wangi - dengan membuat Tanda Salib. Kata “Kristus” berarti “yang diurapi dengan minyak” dan dengan demikian anak tersebut sungguh sudah menjadi seorang Kristus.
Bahasa isyarat lainnya adalah baju atau kain putih yang dikenakan imam pada si bayi. Praktek ini dimulai ketika umat Kristen Perdana seluruhnya ditenggelamkan ke dalam air dalam upacara pembaptisan. Mereka akan melepaskan baju luar mereka sebelum upacara dan sesudahnya mengenakan baju yang baru. Sebagian keluarga mewariskan baju baptis dari generasi ke generasi.
Bahasa isyarat terakhir dinyatakan dengan pemberian lilin menyala kepada orangtua bayi. Lilin menyala melambangkan Kristus yang telah bangkit dengan mulia.
Wali Baptis
Setiap calon baptis harus mempunyai Wali Baptis, namun demikian hal ini bukan demi sahnya pembaptisan. Tanpa wali baptis, pembaptisan tetap sah. Wali Baptis memiliki dua peran utama:
1. Saksi upacara pembaptisan; 2. Melindungi anak baptis.
Saksi Upacara Pembaptisan
Dalam Pembaptisan, wali baptis bertindak sebagai wakil umat / jemaat. Oleh karena itu, biasanya ada beberapa persyaratan yang bersifat umum yang ditetapkan oleh gereja setempat untuk para wali baptis ini.
Melindungi Anak Baptis
Peran kedua membutuhkan jauh lebih banyak keterlibatan, yaitu hubungan yang berkelanjutan dengan si anak. Mungkin kita menginginkan seorang teman atau sanak-saudara yang tinggal jauh untuk menjadi wali baptis, tetapi sungguh lebih baik memilih wali baptis yang dapat bertemu dengan anak secara teratur.
Penting Bagi Para Orangtua
Ketika seorang bayi / anak dibaptis, keputusan untuk menjadi orang Katolik merupakan keputusan orangtua. Gereja mengijinkan pembaptisan anak-anak karena tanggung-jawab iman anak ada dalam tangan orangtua berkat Sakramen Perkawinan. Maka, tugas utama orangtua adalah membantu anak supaya perlahan-lahan keputusan untuk menjadi orang Katolik adalah keputusan pribadinya. Tugas ini berat, sehingga Gereja menganjurkan perlu adanya wali baptis. Artinya, tugas lain dari wali baptis adalah ambil bagian dalam tugas dan tanggung jawab orangtua tersebut.
Catatan Tentang Sakramen Baptis
 Pada umumnya hanya seorang uskup, imam atau diakon tertahbis yang dapat membaptis seorang menjadi Katolik. Tetapi, dalam keadaan darurat, siapa pun dapat dan wajib melakukannya.
 Ada tiga bentuk pembaptisan: dengan air, dengan darah (martir), dan dengan kerinduan (seseorang yang rindu menerima pembaptisan, tetapi meninggal dunia sebelum sempat menerimanya).


 Air baptis biasanya diberkati pada Malam Paskah, yaitu malam sebelum Minggu Paskah.
Sebanyak kurang lebih 3.000 orang ikut ambil bagian dalam pembaptisan masal pada hari Pentakosta yang pertama.1
Sakramen Pada Umumnya.
Setiap manusia adalah mahluk simbolis dan ekspresif. Artinya kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari penggunaan simbol dan tanda. Manusia mengekspresikan dirinya melalui simbol dan tanda.
Oleh karena itu Allah mengkomunikasikan diri-Nya melalui bahasa manusia agar manusia mengenal dirinya lewat simbol dan tanda yang dapat dimengerti manusia.
Perbedaan Simbol dan Tanda
Simbol : menghadirkan secara nyata apa yang ditandakannya.
Tanda : tidak menghadirkan secara nyata apa yang ditandakannya, hanya memberikan gambaran.
Pengertian Sakramen: Tanda rahmat / keselamatan yang kelihatan, yang menghadirkan rahmat yang tidak kelihatan.
Sakramen adalah tanda keselamatan/rahmat dan kehadiran Tuhan dalam hidup manusia
Yesus Kristus adalah SAKRAMEN DASAR, karena seluruh hidup Yesus Kristus menghadirkan Allah kepada manusia. Rahmat dan kasih Allah menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus. Rahmat dalam sakramen hanya akan menjadi efektif jika penerima sakramen memiliki iman dan keadaan batin yang siap dalam pelaksanaannya.
Sakramen mempunyai 3 Aspek Simbolis:
Aspek Antropologis
Adalah aspek yang berhubungan dengan sifat manusiawi atau kemanusiaan manusia.
Dalam setiap sakramen ada Materi (Tanda/Perbuatan) dan Forma ( Kata) yang dapat dipahami (atau diindera) manusia.
Aspek Kristologis
Adalah aspek yang bersumber pada Kristus sebagai asal dari semua sakramen karena Kristus adalah Sakramen Dasar.
Aspek Eklesiologis.
Adalah aspek yang berhubungan dengan Gereja sebagai pelaksana sakramen berdasarkan perintah Kristus, dan sebagai jemaat.
Gereja adalah sakramen keselamatan karena Gereja adalah tanda persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Gereja menghadirkan Kristus. Kristus menghadirkan Allah.
Buah Atau Rahmat Sakramen Baptis:
1. mendapat pengampunan dari segala dosa, baik dosa asal maupun dosa yang dibuatnya.
2. menjadi ciptaan baru dan dilantik menjadi anak Allah.
3. memperoleh rahmat pengudusan yang;
 membuatnya sanggup semakin percaya kepada Allah, berharap kepada-Nya, dan mencintai-Nya.
 Membuatnya hidup di bawah bimbingan dan dorongan Roh Kudus.
 Membuatnya sanggup bertumbuh dalam kebaikan.
4. digabungkan menjadi anggota Gereja, sebagai bagian dari Tubuh Mistik Kristus.
5. dimeteraikan secara kekal dalam sebuah meterai rohani yang tak terhapuskan, sebagai bagian dari Kristus.
Baptisan Kudus adalah dasar dari seluruh hidup Kristiani, gateway untuk hidup dalam Roh vitae spiritualis (ianua), dan pintu yang memberikan akses kepada sakramen-sakramen lainnya. Melalui Pembaptisan kita dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai anak Allah, kita menjadi anggota Kristus, dimasukkan ke dalam Gereja dan membuat sharers dalam misinya: "Pembaptisan adalah sakramen regenerasi melalui air dalam kata.
Macam-Macam Baptisan:
1. Baptisan bayi : baptisan yang diterima saat masih bayi.
2. Baptisan dewasa: baptisan yang diterima saat sudah dewasa.
3.Baptisan rindu: saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal. Maka ia sudah menerima baptisan rindu.
4. Baptisan darah: saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal karena membela imannya.
Perbedaan Baptisan Yesus dan Baptisan kita
Kitab Suci pernah menceritakan bahwa Yesus dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes pembabptis. Baptisan Yesus dan baptisan yang kita terima tidak sama. Baptisan kita adalah baptisan pertobatan sedangkan baptisan Yesus adalah bentuk solidaritas Yesus dengan manusia yang selalu berdosa. Yesus tidak membutuhkan pertobatan, karena Yesus adalah Allah yang menjadi manusia (sama dalam segala hal dengan manusia kecuali dalam hal dosa).
Sebab itu rasul Paulus berkata, bahwa kita dibatiskan dalam kematian Kristus (Roma 6:3-11). Maksudnya: pembabtisan itu menandakan, bahwa diri kita yang disebut “manusia lama”, mati bersama Kristus, agar kita bangkit pula bersama Dia sebagai “manusia baru”. Dengan kata lain: ketika kita dibaptiskan, Tuhan memberi jaminan yang senyata-nyatanya, bahwa kita termasuk pada perjanjian baru yang didirikan di atas bukit Golgota.2



Kepustakaan


1.Alkitab, Jakarta : LAI, 2003
2.Bolan, B.J, Intisari Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2001.
3.Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2006.
4.Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I A-L.

Rabu, 02 Februari 2011

Melakukan Kerjasama

tahukah anda di dunia ini tidak ada lagi mengenal kerja sendiri-sendiri? dimana-mana orang melakukan kerjasama dan sinergi. kerjasama ini bisa lebih mendapatkan hasil yang maksimal dan luar biasa. untuntuk itu saya membewrikan beberapa tips untuk dapat melakukan kerjasam:
1. memiliki kemampuan untuk memehami orang lain.
2. memiliki kemampuan mengasihi orangf lain
3. memiliki kemampuan untuk membantu orang lain.