Retreat

Retreat
Paskah 7 April 2010

Golden Bridge

Kumpulan ide-ide kreatif yang dibangun untuk membangun masa depan pemuda yang semakin disukai Allah dan manusia.

Rabu, 26 September 2012

perkelahian remaja

Dalam tatanan kehidupan manusia nampak jelas ditandai dengan adanya berbagai ciri masyarakat yang dinamis, dengan berbagai golongan umur. Sebagai mahluk hidup, manusia mulai dari anak-anak sampai dewasa bahkan manusia yang tergolong lanjut usia memiliki kegiatan yang sesuai dengan golongan umurnya dalam suasana aman dan damai. Sehingga tercipta kelompok sosial masyarakat yang secara umum ditandai dengan persamaan umur tiap-tiap kelompok sosial. Salah satu kelompok umur dalam kehidupan manusia adalah golongan remaja dengan karakteristik yang berbeda-beda dengan kelompok anak-anak dan kelompok orang dewasa. Singgih D. Gunarsa dan Ny. D. Gunarsa berpendapat bahwa umur remaja adalah umur 17-22 tahun. Fase remaja berada pada posisi transisi, untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Mengiringi perjalanan hidup manusia, fase remaja akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang merupakan suatu kesempatan yang panjang bagi seseorang untuk membekali diri dalam menyongsong masa depan yang cemerlang, indah, dan penuh pesona. Tetapi perlu disadari bahwa masa remaja tidak hanya menjadikan indahnya kehidupan seseorang namun sekaligus merupakan suatu tahapan dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia yang penuh dengan berbagai macam tantangan yang harus dihadapi. Pada seseorang yang berada pada masa remaja diliputi dengan sifat dan sikap yang lebih emosional sehinga terkesan kurang mampu mengendalikan dirinya yang dapat menyebabkan munculnya masalah dalam kehidupan bersama yang sumbernya berasal dari para remaja. Dengan perilaku yang kurang terkontrol dari para remaja menyebabkan para orang tua dewasa terutama orang tua mengidentifikasi berbagai kejadian yang meresahkan sebagai suatu masa transisi yang diakui remaja. Penyebab terjadi pada diri remaja yang membuat resah bagi orang yang disekitarnya karena pergaulan dalam lingkungan, menurut Singgih D. Gunarsa bahwa lingkungan disisi teman-teman, keluarga tetapi dalam arti yang luas yaitu semua keadaan diluar diri anak. Begitupun menurut penulis bahwa tidak hanya dari remaja dan keluarganya tetapi dalam lingkungan dimana mereka berada. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan yang sering terjadi maka remaja semakin sulit menempatkan dirinya/ingin bertambah. Akibatnya para remaja kadangkala/memposisikan diri dimana tindakan dalam kehidupan karena pergeseran nilai yang sedang terjadi, tanpa sadar akan bahaya yang akan terjadi apabila tidak mampumenempatkan secara benar dalam kehidupan. Berbicara tentang kenakalan remaja memang sangat rumit dan meresahkan yang kadangkala menimbulkan perkelahian remaja. Lagipula masalah perkelahian remaja tidak hanya merupakan pergumulan segelintir orang, melainkan pergumulan yang sifatnya menyeluruh. Kenakalan remaja disebabkan karena kurangnya perhatian dan bimbingan dari gereja, masyarakat bahkan dari keluarga sendiri. Beratnya tanggung jawab untuk mengalahkan dan memikirkan kehidupan remaja terutama berada diatas pundak orang tua dan gereja. Oleh sebab itu, sudah seyogyanyalah para orang tua memikirkan kehidupan remaja dimana secara tanggung jawab ini dimulai dari dalam keluarga. Sehingga para remaja berada pada suatu masalah yang sulit, namun tetap juga masih terbuka kesempatan untuk dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya terutama melalui pendidikan dan bimbingan agar kelak menjadi generasi dapat diandalkan untuk melanjutkan cita-cita bangsa dan Negara. Adapun faktor yang menyebabkan perkelahian remaja adalah mulai dari kegagalan pembinaan orang tua di rumah pengaruh bebas antara remaja bahkan akhir-akhir ini muncul masalah disekitar penggunaan obat-obat terlarang yang justru disenangi para remaja yang tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Begitupun terlihat dalam lingkungan Buntu Ambaang Kecamatan Rantepao Kabupaten Toraja Utara tentang kenakalan remaja yang sering menimbulkan perkelahian. Untuk menangani masalah kenakalan remaja yang sering menimbulkan perkelahian, diperlukan pola pendekatan dengan sistem pembinaan yang tepat dan dapat dilakukan orang tua dan guru-guru di sekolah, tokoh-tokoh masyarakat terutama peranan dalam gereja dalam membina generasi muda dalam pertumbuhan iman seperti halnya dalam 1 Timotius 4:12-16. Adapun usaha yang dilakukan oleh pemerintah, yakni dengan melakukan kegiatan antar kampung/dusun yakni dalam hal ini adalah kegiatan karang taruna. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar tercipta hubungan yang baik antar sesama remaja, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tetapi kegiatan ini mencapai maksudnya sebab tidak dapat juga menanggulangi kenakalan remaja. Pada saat kegiatan itu berlangsung mereka dapat menciptakan keakraban, tetapi setelah kegiatan selesai keakraban itu tidak nampak lagi. Didikan dari orang tua yang juga pada dasarnya memiliki pendidikan dasar yang minim sehingga pendidikan yang dibeikan kepada anaknya hanya pada batas kemampuan dan pemikiran mereka serta pengaruh lingkungan dimana anaknya bergaul telah menimbulkan kesulitan untuk memperbaiki perilaku hidup mereka. Perilaku hidup mereka inila yang sering menimbulkan perkelahian antar remaja. Pendidikan orang tua yang minim dimana ada jenjang pendidikannya hanya pada jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), menyebabkan kurangnya bimbingan kepada anaknya yang masih tergolong remaja sehingga kadangkala menimbulkan perkelahian antar remaja. Tidak dapat disangkal bahwa dalam lingkungan Buntu Ambaang ada diantara orang tua yang jenjang pendidikannya sampai pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) bahkan perguruan tinggi tetapi tidak juga menampakkan bimbingan yang dapat mengubah perilaku hidup anaknya yang sudah lama terpengaruh dalam kenalakan remaja, bahkan usaha dari pemerintahpun tidak dapat mencegah kenakalan remaja yang semakin hari semakin meresahkan masyarakat. Mengapa penulis mengatakan demikian? dikatakan gagal sebab telah mengikuti kegiatan yang dimaksudkan diatas dimana, merekapun kembali kepada sikap hidup mereka yang semula yaitu menampakkan kenakalan remaja.