Kerusakan lingkungan semakin parah, lapisan ozon makin menipis akibat penebangan hutan secara berlebihan yang tidak disertai reboisasi. Hal ini dilakukan karena keserakahan manusia yang ingin cepat kaya dengan cepat dalam waktu yang singkat. Seperti ada ungkapan bahwa segala yang dilakukan manusia itu dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Kerusakan terjadi pada daerah yang setiap saat ada penebangan. Lalu bagaimana manusia memandang ciptaan lain sebagai mana adanya?
Perspektif manusia pada umumnya selalu memandang bahwa alam harus dikuasai seperti amanat kejadian 1:26-28, tetapi dalam hal ini bukan merusak dan menginjak-injak tetapi mengayomi. Bukankah manusia adalah gambar Allah? Jadi apa yang dilakukan manusia itu menggambarkan Allah. Manusia harus sadar bahwa dia hampir sama dengan Allah walaupun manusia bukan Allah tetapi segala tindak tanduk manusia adalah sebuah gambaran bagaimana Allah bekerja. Tetapi alasan klasik yang sering muncul dalam benak umat yang percaya adalah kita kan manusia berdosa jadi wajar merusak. Yah kalau prinsip itu berlaku maka kerusakan akan makin parah. Dalam kejadian 2 manusia diciptakan untuk mengelola lingkungan yang sudah ada yang digambarkan lewat taman Eden. Manusia harus kembali merefleksikan diri terhadap perkataan yang sudah sering kita dengar bahwa apa yang hendak orang lain perbuat kepadamu maka perbuat jugala kepada mereka. Jadi apa yang kita tabur dimasa lalu telah kita tuai hasilnya sekarang.
Tetapi tidak ada kata terlambat selama masih siang dan masih ada waktu untuk bekerja daripada kalau sudah malam dan tidak ada yang bisa dikerjakan. Kita lakukan sekarang pengolahan terhadap limbah yang kita hasilkan dengan teknologi yang canggih sekarang perlu juga bertobat untuk melihat masa depan yang lebih cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar