Retreat

Retreat
Paskah 7 April 2010

Golden Bridge

Kumpulan ide-ide kreatif yang dibangun untuk membangun masa depan pemuda yang semakin disukai Allah dan manusia.

Rabu, 01 Juni 2011

Prinsip Berkhotbah, Haddon W Robinson

1. Setiap pengkhotbah harus mengerti apa itu berkhotbah. Khotbah dalam pandangan Paulus bukanlah diskusi tentang masalah keagamaan melainkan menyampaikan pesan Tuhan kepada umat-Nya. Paulus mendorong Timotius untuk berseru: beritakanlah Firman (II Tim 4:2), berarti meneriakkan, memberitakan, dan menasehati. Khotbah harus menggerakkan hati pendengarnya, penuh semangat dengan penuh perasaan menyampaikan kabar kesukaan. Pengkhotbah sebagai penyampai pesan mau tidak mau harus menyampaikan Firman Allah yang tidak melenceng dari Alkitab.
Pengkhotbah dituntut untuk mengekspos berita yang ada dalam teks Alkitab, tanpa menggali lebih dalam tentang Firman Tuhan maka Firman yang disampaikan itu tidak jelas kepada pendengarnya. Seorang pengkhotbah harus memahami konteks Alkitab serta menghidupi akan Firman itu serta memiliki pengalaman dalam bergaul dengan Allah. Sebab pesan yang disampaikan pengkhotbah bukanlah berpidato melainkan menyampaikan maksud Allah kepada manusia.
2. Dalam berkhotbah pekerjaan berikut yang harus dilakukan oleh seorang pengkhotbah adalah menentukan ide berkhotbah. Ide besar yang dipilih harus bersifat tunggal di mana ide adalah saringan kehidupan yang mengiktisarkan hal-hal khusus dari pengalaman yang sama dalam hal-hal tersebut dan saling berhubungan. Dalam menentukan sebuah ide, kita harus tahu apa yang seharusnya kita bicarakan. Dan juga tentang apa yang sedang saya katakan, hal-hal inilah yang harus diperhatikan dalam menentukan ide tunggal untuk menentukan apa yang seharusnya disampaikan kepada jemaat.
3. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam berkhotbah adalah memilih nukilan atau teks Alkitab. Salah satu hal yang rumit dalam pikiran pengkhotbh adalah memilih nukilan atau teks Alkitab. Seorang pengkhotbah harus merumuskan apa yang harus ia sampaikan selama satu tahun.
4. Prinsip berikut yang harus dipatuhi oleh seorang pengkhotbah adalah mempelajari nukilan atau teks alkitab dan menngumpulkan catatan hasil penyelidikan alkitab. Mencari tahu sejarah, penulisan serta latar belakang nukilan melalui sarana seperti konteks lalu dan masa kini, konkordansi, studi kritis dan tafsiran.
5. Sementara mempelajari nukilan atau teks yang telah dipilih, maka seorang pengkhotbah harus menghubungkan dengan bagian-bagian dalam teks untuk menentukan ide yang dieksegese dan yang telah dikembangkan. Dari hasil studi tersebut maka ada dua hal yang perlu dikerjakan yakni: ide itu menyatakan suatu nukilan yang berkalimat tunggal yang menggabungkan subjek dan komplemen, kedua: menguraikan perkembangan ide dari nukilan tersebut.
6. Setelah menemukan ide yang telah dikembangkan dari ide tunggal yang berasal dari nukilan. Maka ide tersebut dimasukkan dalam tiga ide pengembang. Ide pengembang pertama adalah: apakah ini artinya? Menggali penjelasan, benarkah itu? Menggali keabsahan sebuah teks, dan apa bedanya? Menggali implikasi dan penerapan.
7. Mengenal konteks pendengar kita yang memilii pengalaman dan pengetahuan, maka hal berikut yang harus dipikirkan adalah memiirkan ide hasil eksegese kita dan menyatakan dengan kalimat yang singkat dan beride tunggal.
8. Setelah menentukan kalimat singkat ide tersebut, maka kita mennetukan tujuan khotbah. Tujuan khotbah yang dinyatakan harus mampu diamati dan nilai dengan baik. Tujuan pengkhotbah adalah apa yang diharapkan terjadi pada pendengar sebagai hasil setelah mendengarkan khotbah. Tujuan khotbah terdiri atas, pengajaran doktrin, membuktikan kesalahan dalam perbuatan, memperbaiki kesalahan dan mendidik orang dalam kebenaran. Tujuan yang disampaikan harus bersifat efektif dan mampu mencapai sasaran dengan tepat.
9. Hal berikut yang harus dipegang adalah mempertanyakan bagaimana ide itu harus dipegang untuk menyelesaikan tujuan dalam berkhotbah?.
Setelah menyempurnakan ide yang dikembangkan dalam berkhotbah, maka pekerjaan berikut adalah membuat kerangka khotbah.
- Transisi maksudnya memberi tahu pendengar bahwa pengkhotbah masih terus melanjutkan khotbahnya yakni menyatakan langsung hubungan logis atau psikologis antara pendahuluan dengan isi, poin-poin didalam isi dan kesimpulan.
- Setelah membuat kerangka berkhotbah maka langkah berikut adalah mengisi kerangka khotbah dengan materi-materi pendukung yang menjelaskan, menerapkan, atau menguatkan poin-poin.
- Setelah menyelesaikan penulisan tersebut maka perkerjaan yang berikut adalah menyiapkan pengantar dan penutup khotbah.
Beberapa hal diperhatikan dalam pendahuluan adalah menarik perhatian terhadap ide, membangkitkan kebutuhan, memberikan orientasi kepada jemaat pada bagian isi khotbah perkembangannya.
Prinsip berkhotbah berikut yang diperhatikan adalah gaya berkhotbah atau pemikiran pengkhotbah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pengkhotbah dalam menyampaikan khotbahnya adalah memperhatikan bahasa yang dipakai, memperlajari bagaimana orang lain menggunakan bahasa, dan membaca dengan nyaring.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkhotbah supaya jemaat mau mendengarkannya. Dandanan rambut dan pakaian, jemaat merasa nyaman dengan gaya berbusana pengkhotbah serta rambutnya. Membiarkan gerakan tubuhnya bergerak dengan rileks tanpa beban. Menjaga kontak mata dengan pendengar, penyampaian suara, penekanan, tempo, jeda. Hal yang perlu diperhatikan berikutnya adalah umpan balik. Membuat kaset untuk dikritis jemaat untuk menambah wawasan serta efektivitas kerja kita.
Perry Miller berkata, "Ketika ia membuka mulutnya, ia membidikkan sebuah senjata. Ketika ia berbicara, bombardir dimulai. Lebih dari setengah juta orang telah berubah selama pelayanannya. Ia menyebarkan sebuah kebangunan rohani yang telah mengubah sejarah." Kebangunan rohani pada tahun 1830 di Rochester, New York, yang dipimpinnya, membuatnya dikenal sebagai tokoh kebangunan rohani Amerika. Selama masa kebangunan rohani, tindakan Finney yang paling kontroversial adalah mengizinkan wanita untuk memimpin doa selama pertemuan ibadah, menyerukan nama-nama orang berdosa ketika berkhotbah, mereka ditempatkan di depan dan duduk di "bangku kerinduan" agar dapat didoakan, mengadakan pertemuan-pertemuan panjang tanpa perencanaan, dan mengajarkan kemungkinan pemberantasan dosa secara pribadi maupun dalam masyarakat. Finney juga termasuk tokoh yang berjuang untuk penghapusan perbudakan, minuman keras, dan pakaian yang berlebih-lebihan di Amerika Serikat. Khotbah-khotbah ini menjadi alasan isu gerakan reformasi sosial pada abad ke-18 di Amerika.
Ezra Tari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar