Retreat

Retreat
Paskah 7 April 2010

Golden Bridge

Kumpulan ide-ide kreatif yang dibangun untuk membangun masa depan pemuda yang semakin disukai Allah dan manusia.

Selasa, 14 Juni 2011

teologi feminis

1. 5 Aliran feminisme dengan ciri-cirinya:
- Liberal. Ciri-cirinya; penekanan pada kemampuan perempuan (Woman Capability). Kesetaraan dalam hukum, pendidikan dan sosial sistem.dengan asumsi bahwa perempuan itu tidak dilahirkan tetapi “diciptakan”.dengan kritiknya; menguntungkan diri dan tinggal di dalam sistem.
- Marxist. Ciri-cirinya:
- Konflik utama adalah persoalan teks
- Analisisnya: ketika laki-laki menginginkan anak kepemilikan pribadi menjadikan laki-laki mengontrol seksualitas perempuan sebagai hak milik yang dapat diperlakukan kehendaknya.
- Ada tuntutan: revolusi kelas ekonomi sangat dibutuhkan untuk mencapai sebuah revolusi gender.
- Socialist
- Menambahkan kepada aliran Marxist bahwa faktor lain yang harus dicermati adalah benturan kelas dan sekali lagi inti persoalan adalah “Patriarchy”.
- Bahwa Patriarchy itu dekat kepada kapitalisme.
- Pada pola relasi selalu dikaitkan dengan “market value” (nilai pasar) dan kalkulasi cash.
- Dengan makin banyak uang makin mampu memikat perempuan.
- Suami kaya tetapi bukan uang perempuan.
- Radikal
- Bahwa perlu ada sebuah pola relasi yang baru dan radikal sama sekali.
- Di mana perempuanlah yang bisa dilahirkan dan itu berarti perempuan harus memperlihatkan soperioritasnya atas laki-laki.
- Dibelakang laki-laki yang kuat ada perempuan yang kuat.
- Ada asumsi bahwa feminism radikal adalah promotor lesbianisme.
- Eco-feminisme
- Ada kesejajaran penindasan terhadap perempuan dan alam (women and nature)
- Pembebasan perempuan (women) dari superioritas laki-laki (man) harus sejalan dengan pembebasan alam (nature) dari tindakan semena-mena manusia yang dilakukan atas nama perkembangan peradaban (culture)

2. Paham “Jender” yang dikembangkan oleh Shery Ortner, bahwa jender bukanlah sesuatu yang terbawa (inherent) dalam perbedaan biologis kedua jenis kelamin. Dasar Kritk Feminis didasarkan pada 2 argumentasi sebagai berikut:
a. Fisiologis perempuan dan fungsi reproduksinya yang khas membuatnya tampak lebih dekat kepada alam. Wanita beraktualisasi secara alamiah sementara laki-laki dipaksa untuk menciptakan secara artificial untuk membangun tetap juga mempertahankan kebudayaan.
b. Peran sosial dipandang lebih dekat kepada alam karena keterlibatan mereka dalam kegiatan reproduksi cenderung membatasi perempuan pada fungsi-fungsi sosial tertentu yang dipandang dekat kepada alam yang memunculkan dikotomi: “perempuan pada wilayah domestik dan laki-alki pada wilayah publik.”

3. Korelasi perempuan (women) alam (nature) dalam wacana kritik antropologi feminis bahwa perempuan diibaratkan seperti alam yang melahirkan dan menyusui seperti alam yang menumbuhkan dan memberi makanan kepada tumbuh-tumbuhan atau makhluk hidup

4. Gerakan Feminisme:
1. Gerakan Liberal, aliran atau gerakan ini memberi penekanan penting pada prinsip bahwa perempuan itu mempunyai kesetaraan dengan laki-laki seperti kesetaraan dalam bidang hukum pendidikan dan sosial sistem bahwa bukan hanya laki-laki yang mampu mengerjakan pekerjaan seperti itu sehingga memunculkan pendapat bahwa perempuan itu tidak dilahirkan. Melahirkan juga diciptakan sama seperti laki-laki yang menandakan bahwa perempuan dan laki-laki setara dihadapan Tuhan.
2. GerakanRadikal, gerakan ini memercayai bahwa ada sebuah pola relasi yang baru dan radikal sama sekali dan bahwa perempuanlah yang bisa melahirkan dan itu berarti perempuan harus memperlihatkan superioristasnya atas laki-laki yang kuat. Prinsip mereka adalah mencintai sesama perempuan terlebih dahulu. Dan menempatkan cinta pada laki-laki pada posisi belakangan. Sehingga ada asumsi bahwa feminisme radikal adalah promotor lesbianisme.
3. Gerakan Marxist. Konflik utamanya terletak pada persoalan “kelas”. Gerakan ini menyangkut sebuah analisis bahwa ketika seseorang menginginkan seorang anak. (perempuan sebagai property) mengontrol seksuaitas perempuan sebagai milik sekehendaknya.

5. Dua fenomena doctrinal dalam perkembangan kekristenan yang memicu munculnya teologi feminis (menurut Claire Barth).
a. Institusi gerejawi dipandang terlalu mementingkan segi kelembagaan, hirarkis, dan sangat konservartif.
b. Masih kurang gerakan yang bersifat kenabian/profetis, kritis terhadap ketidakadilan dan penggunaan kekuasaan.

6. Tujuan pendekatan “liberalism Feminisme” yang dikembangkan oleh Elisabeth Fiorenza yang bertitik tolak dari pembuktian tesis diseputar peranan historis kaum perempuan dalam keristenan mula-mula dan pertanyaan historis teologis yang diangkat oleh kaum feminis.

7. Maksud dari “Women’s Questions” dan Women Experience bahwa untuk berteologi feminis mesti berangkat dari pertanyaan-pertanyaan disekitar masalah-masalah yang menyangkut tentang perempuan sebab dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dikembangkan untuk dibahas yang kemudian dilihat dari perspektif pengalaman perempuan untuk mencari sebuah jalan keluar atau sebuah pengembangan.


8. Empat pendekatan metodologis hermeneutika yang diusulkan Fiorenza:
a. A Hermeneutik of Suspicion – mengenali jiwa patriarkhi dan androsentrisme dari banyak teks alkitab dan kemudian membawa kritik ideologis yang mempertanyakan kepentingan siapa yang dilayanii dalam teks-teks itu.
b. A Hermeneutik of proclamation - memulai teks mana dalam alkitab yang pantas digunakan untuk liturgi sebagai perayaan kehidupan.
c. A hermeneutics of remembrance - yang mencari teks-teks untuk mencari sejarah kaum perempuan dalam kekristenan mula-mula untuk kebutuhan merekontruksi aktivitas dan sentralisasi kaum perempuan sehingga menjadi wacana alkitabiah kaum perempuan saat ini seingga menjadi wacana alkitabiah kaum perempuan
d. A Hermeneutics of Creative actualization yang menolong kaum perempuan untuk mengklaim sejarah Alkitabiah yang menggunakan imajinasi historis dan melalui seni dan ritual demi mengklaim tempat perempuan dalam aktivitas dan praksis berteologi dipusat bukan dipinggiran.
9. Dua bagian teks dalam alkitab yang menurut saya perlu dibedah dengan pendekatan hermeneutika feminis.
a. Kejadian 2:22,23 “ Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.”
Bahwa dengan kehadiran seorang perempuan telah melengkapi manusia itu (laki-laki). Dan dengan kehadiran perempuan itu mengisi kefeminiman manusia itu. bahwa dalam diri seorang laki-laki terdapat kefeminiman yang telah dibentuk menjadi seorang perempuan, sebagaimana dalam diri seorang perempuan terdapat kemaskulinan karena dibentuk dari laki-laki (maskuklin).
b. 1 Kor.14:33-35 “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat”.
Menrut saya pribadi: teks ini berbicara tentang pelunya komunikasi dalam sebuah rumah tangga sebagai komunitas kecil dalam sebuah jemaat. Paulus berpendapat bahwa apa yang dikatakan suaminya telah mewakili istrinya atau keluarganya
10. Komentar saya terhadap data Komnas perempuan bahwa kekerasan terhadap perempuan itu terjadi karena dari segi fisik, laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan sehingga sering laki-laki selalu berpeluang berbuat kekerasan terhadap perempuan. Keprihatinan seperti ini perlunya sebuah solusi untuk paling tidak sedikit mengurangi tingkat kekerasan terhadap perempuan, misalnya seperti mendukung gerakan peduli perempuan melalui media massa. Dan bagi para pelaku kekerasan tersebut diberi sanksi sesuai hukum yang berlaku. Hal lain yang dapat dilakukan adalah pemberdayaan perempuan melalui pelatihan-pelatihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar