Retreat

Retreat
Paskah 7 April 2010

Golden Bridge

Kumpulan ide-ide kreatif yang dibangun untuk membangun masa depan pemuda yang semakin disukai Allah dan manusia.

Sabtu, 11 September 2010

epistemologi

Disarikan oleh: Ezra Tari, S.Th

A.PENDAHULUAN

Sumbangan pokok Whitehead pada filsafat pengetahuan (epistemologi) terletak dalam teorinya tentang persepsi yang dia sebut “ prehension” (prehensi). Pernyataan ini bisa di jelaska sebagai berikut. Salah satu masalah pokok yang muncul dalam epistemologi sejak Descartes adalah masalah kriteria kebenaran pengetahuan dan kaitan dengan hubungan antara subjek yang mengetahui dan objek yang di ketahui. Dua aliran besar menandai pemikiran dalam saman filsafat modern, yakni Realisme dan Idealisme.
Menurut paham Realisme, kriteria kebenaran pengetahuan dikaitkan dengan kesesuaian antara pemikiran dan kenyataan. Teori kebenarannya disebut teori kesesuaian atau teori kerespondensi. Suatu pernyataan dianggap benar kalau konsep yang di nyatakan itu sesuai dengan kenyataan di luar subjek yang mengetahui dan bisa berdiri sendiri lepas dari subjek tersebut. Khususnya dalam paham realisme naif (yang menganggap kenyataan yang sesungguhnya adalah kenyataan sebagaimana dialami manusia dengan pancainderanya) subjek di pandang sebagai sesuatu yang melulu pasif atau sepenunya di tentukan oleh objek. Bertitik tolak dari pemikiran filsafat mempunyai sumbangsih yang besar terhadap proses pendidikan di indonesia, maka dalam makala ini akan dibahas epistemologi sumbangannya dalam proses pendidikan di indonesia.
B. PEMBAHASAN
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir  pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam proses pendidikan di Indonesia.
Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Epistemologi adalah pembahasan mengenai metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan?
Bagaimana prosedurnya?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar?
Apakah pengetahuan itu bersal dari pengamatan, penglaman, dan akal budi?
Apakah pengetahuan itu kebenaran yang pasti ataukah hanya merupakan dugaan?
Lalu benar itu sendiri apa?
Kriterianya apa saja?
Hakikat dari pengetahuan bagi proses pendidikan itu sendiri adalah hasil pemikir manusia. Oleh karena terdapat berbagai tingkatan dalam pemikiran manusia itu sendiri, maka terdapat pula tingkatan pengetahuan. Tingkatan-tingkatan tersebut adalah:
Tingkatan pengetahuan biasa atau pre-ilmiah. Karena kebenaran yang dipaparkan belum teruji melalui metode ilmu pengetahuan
Tingkatan pengetahauan ilmiah yaitu sistem pengetahuan yang dapat melalui pengujian yang sistematis.
Tingkata pengtahuan filsafat yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat, prinsip dan proses pendidkan di indonesia pada dasarnya.
Menjawab pertanyaan mengenai adakah pengetahuan yang benar dan pasti? Terdapat berbagai pembasan yang dikemukakan para aklih filosof. Yang dikenal sebagai pencipta skeptisisme sistematis pertama. Berkenaan dengan kesahian pengetahuan, dalam epistemologi terdapat beberapa teori sebagai berikut:
Teori kesahihan (akurat,benar,nyata dan diakui) yangmenegaskan bahwa suatu proposisi pernyataan terhadap suatu pendidikan yang diakui sahih jika proposisi itu memiliki hubungan dengan gagasan-gagasan dari proposisi lainnyasesuai denngan ketentuan logika.Sebuah pernyataan dikatakan benar bila konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contoh pernyataan “Asep akan mati” sesuai (koheren) dengan pernyataan sebelumnya bahwa “semua manusia akan mati” dan “Asep adalah manusia”. Terlihat di sini, logika yang dipakai dalam koherensi adalah logika deduksi.

Teori kasahihan korespondens mengatakan bahwa sesuatu pengatahuan itu sahih apabila proposisinya sesuai dengan realitas yang menjadi objek pengtahuan itu sendiri secara langsung.Sebuah pernyataan dikatakan benar bila sesuai dengan fakta atau kenyataan. Contoh pernyataan “bentuk air selalu sesuai dengan ruang yang ditempatinya”, adalah benar karena kenyataannya demikian. “Kota Jakarta ada di pulau Jawa” adalah benar karena sesuai dengan fakta (bisa dilihat di peta). Korespondensi memakai logika induksi.

Teori kesahihan logika yang berlebih-lebihan hendak menunjukkan informasi sama yag tak perluh dibuktikan lagi. Logika adalah cara berpikir atau penalaran menuju kesimpulan yang benar. Aristoteles (384-322 SM) adalah pembangun logika yang pertama. Logika Aristoteles ini, menurut Immanuel Kant, 21 abad kemudian, tidak mengalami perubahan sedikit pun, baik penambahan maupun pengurangan.
Aristoteles memerkenalkan dua bentuk logika yang sekarang kita kenal dengan istilah deduksi dan induksi. Logika deduksi, dikenal juga dengan nama silogisme, adalah menarik kesimpulan dari pernyataan umum atas hal yang khusus. Contoh terkenal dari silogisme adalah:
- Semua manusia akan mati (pernyataan umum, premis mayor)
-Isnur manusia (pernyataan antara, premis minor)
- Isnur akan mati (kesimpulan, konklusi)
Logika induksi adalah kebalikan dari deduksi, yaitu menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus menuju pernyataan umum. Contoh:
- Isnur adalah manusia, dan ia mati (pernyataan khusus)
- Muhammad, Asep, dll adalah manusia, dan semuanya mati (pernyataan antara)
- Semua manusia akan mati (kesimpulan).
Epistemologi memiliki kedudukan dalam proses pendidikan diindonesia sekarang ini:
Epistemologi sebagai teori pengetahuan yang sangat erat kaitannya dengan proses pendidikan diindonesia seperti pendapat parah ahli berikut ini Wikipedia,  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat bagi proses pendidikan diindonesia yang digunakan diberbagai sekolah sekarang ini untuk mencapai mutu dan kuantitas pendidikan yang lebih bermutu bagi naradidik.
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pada dasarnya, pendidikan adalah proses membudayakan manusia dengan menerapkan bantuan pengetahuan. Pengetahuan tersebut mempunyaiberbagai variasi bentuk. Misalnya bahasa merupakan ilmu pengetahuan ketika bahasa itu dikaji secara ilmu sosiolinguistik, nampak bagaimana bahasa mencerminkan budaya, oleh karena itu muncul analogi “bahasa menujukan bangsa”.

C. KESIMPULAN
Sebuah teori bisa juga diuji dengan cara sebaliknya, yaitu sebagaimana diusulkan Karl Popper, falsifikasi (pembuktian salah). Dengan falsifikasi, jika untuk sebuah teori dilakukan 1000 percobaan, 1 saja dari 1000 percobaan itu menunjukkan adanya kesalahan, maka teori itu tidak perlu dipertahankan lagi. Contoh, jika dinyatakan kepada kita bahwa semua burung gagak hitam, dan di suatu tempat kita menemukan satu burung gagak yang tidak hitam, berarti pernyataan itu salah.Namun dalam sebuah teori, sebetulnya yang lebih penting bukanlah ketiadaan salah sama sekali, karena itu sangat berat bahkan tidak mungkin untuk teori ilmu sosial, namun seberapa besar kemungkinan teori itu benar (probabilitas). Epistemologi dengan proses pendidikan diindonesia untuk menghasilkan pengetahuan dan pikiran yang jernih bagi semua peserta didik diindonesia untuk menjadi pemikir yang lebih mengutamakan betapa pentingnya pendidikan bagi naradidik diindonesia sekarang ini, untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara sebagai hasil dari pengetahuan yang diperolehnya.


Referensi:
Oleh: AsianBrain.com Content Team (Internet)
Kartanegara, Mulyadhi, Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam, Bandung: Mizan, 2003.
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Suatu Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan, 1998.
DR.J. SUDARMINTA, Filsafat Proses; Sebuah pengangantar sistematika Filsafat Alfred North Whitehead. Kanisisus (Agngota IKAPI) Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 1991.
Copy-an Dari Filsafat Pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar