Retreat

Retreat
Paskah 7 April 2010

Golden Bridge

Kumpulan ide-ide kreatif yang dibangun untuk membangun masa depan pemuda yang semakin disukai Allah dan manusia.

Kamis, 16 September 2010

Faktor Pengambilan Keputusan Etis

Penilaian terhadap faktor-faktor dalam pengambilan keputusan etis sebagai berikut:
A. Iman
Iman adalah pengambilan keputusan tertinggi dalam pengambilan keputusan Etis. Hal ini terjadi pada setiap orang percaya bahwa setiap keputusan yang diambil berdasarkan iman yang mereka miliki. Dalam hal ini segala keputusan yang diambil berdasarkan apa yang kita percayai. Misalnya, contoh yang dikemukakan Brownlee tentang majikan yang menentukan gaji pegawainya, kita sering memikirkan hal apa yang adil tetapi kita tidak pernah merenungkan apa yang kita percayai. Memang segala tindakan kita terpengaruh kepada hal kepercayaan kita, segala tindakan, keputusan, dan penyelesaian masalah semuanya berdasarkan iman atau apa yang kita percayai.
PENILAIAN TERHADAP FAKTOR IMAN:
Setiap orang Kristen sadar atau tidak masih dipengaruhi oleh dan berpengaruh besar dalam hidupnya adalah iman, tetapi harus diingat tabiat, situasi, lingkungan sosial juga turut mempengaruhi pengambilan keputusan etis. Memang sulit namun yang lebih utama dalam menyatakan kebenaran, keadilan, kasih, dan lainnya yang menurut ajaran iman Kristen tetapi lingkungan sosial, tabiat, norma-norma, situasi turut mengambil bagian dalam sikap hidup kita jadi sebenarnya iman hanyalah salah satu faktor dalam pengambilan keputusan etis dan tidak terpisah dari sekian faktor dan saling mendukung dalam pengambilan keputusan sesuai dan seturut dengan kehendak Allah. Dan ungkapan inilah yang mewarnai bahwa segala sesuatu yang hendak dilakukan setiap orang berdasarkan iman percayanya dan apa yang dipercayainya.
Iman dapat membantu orang memahami setiap masalah yang terjadi dalam masyarakat. Iman adalah hal yang utama dimiliki oleh setiap orang percaya agar dapat mengambil sikap dalam menentukan pengambilan keputusan etisnya. Setiap orang sangat bergantung penuh kepada kepercayaannya kepada Tuhan.
B. Tabiat
Menurut Brownlee yang sering mempengaruhi orang adalah perbuatan-perbuatannya, dan sifat-sifatnya, tabiatnya atau kepribadiannya. Tabiat yang baik akan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik pula. Tabiat yang baik menjadikan perbuatan-perbuatan yang baik lebih mudah dipilih dan dilakukan namun tabiat tidak otomatis menentukan perbuatan-perbuatan kita. Tabiat yang baik menyebabkan kecenderungan berbuat baik tetapi tidak menjamin perbuatan yang baik dan memberi arah kepada kelakuan tetapi tidak memaksa kelakuan kita.
PENILAIAN TERHADAP FAKTOR TABIAT:
Setiap orang memiliki tabiat tang berbeda-beda, dalam pengambilan keputusan etis tabiat atau sifat orang mempengaruhinya misalnya, pemarah, pemalu dan sifat yang membuat keadaan menjadi kacau. Tetapi tabiat dalam kehidupannya yang baik belum tentu menghasilkan perbuatan yang baik, memang benar karena sering tabiat kita sembunyikan dan hanya yang dinampakkan adalah kebaikan, kebenaran tetapi sebenarnya didalam dirinya ada kebobrokan dan kemunafikan. Apakah iman mempengaruhi tabiat orang dalam melakukan sesuatu?. Semuanya tergantung lingkungan sosial, norma-norma dan situasi. Tabiat itu seperti yang saya ungkapkan bahwa tabiat tidak otomatis dalam kehidupan kita dan itu selalu diusahakan berubah dan sesuai dengan tuntutan iman, norma-norma, lingkungan sosial, dan situsi dimana kita berada.
C. Lingkungan Sosial
Kita dipengaruhi oleh orang lain entah kita minta nasihat mereka entah tidak. Sistem nilai-budaya dalam masyarakat juga memegang peranan besar dalam pembentukan tabiat dan moral kita. Kita mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat. Kesatuan kita dengan sesama berarti bahwa setiap keputusan kita mempunyai dimensi sosial.
PENILAIAN TERHADAP FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL:
Segala keputusan yang kita ambil memang sangat berpengaruh terhadap tatanan sosial budaya kita terutama budaya toraja. Apa yang kita lakukan dipengaruhi masyarakat dan apa yang kita lakukan mempengaruhi masyarakat itu benar dan memang setiap manusia bertanggungjawab terhadap lingkungan sosial dimana ia berada. Keputusan yang kita ambil baik buruknya harus memang mampu dipertanggungjawabkan. Lingkungan sosial mempengaruhi moral, tabiat dan iman kita apakah itu bisa dipercaya? Memang setiap orang dalam kepercayaannya, tabiatnya, dan moralnya dapat saja bertentang dengan apa yang dilakukan masyarakat, jika masyarakat sudah tidak mengindahkan lagi norma-norma yang belaku dalam masyarakat. Orang dapat saja menentang saudara seimannya jika bersalah karena tidak sesuai dengan iman dan norma yang berlaku.


D. Norma-norma
Norma-norma ialah patokan-patokan yang dipakai untuk menilai perbuatan manusia dan menolong orang mengambil keputusan yang benar. Perbuatan-perbuatn yang sesuai dengan norma-norma yang baik dianggap benar. Perbuatan- perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dianggap salah.
PENILAIAN TERHADAP FAKTOR NORMA:
Pernyataan tentang norma bahwa ia yang menentukan baik benarnya suatu yang dilakukan setiap orang adalah benar sebab tanpa norma tanpa aturan orang dapat melakukan apa saja kepada setiap orang. Walaupun ia memiliki iman yang tinggi, tabiat yang baik dan lingkungan sosial yang baik pula tetapi tidak taat pada norma-norma yang ada, apakah dia disebut sebagai orang yang baik, bijaksana?. Bukankah dia pelanggar aturan. Tetapi bahwa norma bukanlah penentu yang utama dalam pengambilan keputusan tetapi tergantung iman, tabiat, lingkungan sosial dan situasi dimana dia mengambil sebuah keputusan dan norma apa yang diterapkan dalam masyarakat tersebut.
E. Situasi
Keputusan yang kita ambil tergantung situasi yang ada dalam peristiwa yang terjadi sehingga keputusan menyangkut pribadi itu dinyatakan dalam situasi dan kondisi tertentu. Situasi memaksa kita mengambil keputusan yang tidak bisa terlakkan baik atau buruknya terjadi pada diri kita. Menyadari setiap situasi yang Allah nyatakan kepada kita lewat tingkah laku dalam keadaan apapun.
PENILAIAN TERHADAP FAKTOR SITUASI :
Dalam situasi tertentu Allah bekerja untuk kita, Ia bekerja pada situsi dan waktu yang tepat. Dalam situsi yang sulit kita sering menggumuli iman kita, tabiat, lingkungan sosial dan norma-norma dalam kehidupan kita. Kita dituntut untuk memahami setiap situasi yang Allah berikan kepada kita. Namun dalam situasi tertentu sering kita mengalami kelalaian. Dan akhirnya situasi yang buruk sekalipun apa kita mampu menyatakan iman kita? Tabiat? . Misalnya ditodong, terjadi tabrakan yang tidak terelakkan dan menolong orang. dalam situasi seperti ini apakah Allah bekerja untuk kita. Misalnya gagal panen, musim kering, pencurian. Apakah situasi ini yang dikehendaki Allah tetapi apakah disini kehendak Allah sedang dinyatakan? Mengapa Allah bekerja pada situasi dan kondisi yang tidak dapat kita mengerti?. Jawabannya ada pada iman kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar